Breaking News
recent

Belajar Clairvoyance

Diktat Clairvoyance


Sebelum kita belajar Clairvoyance, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang di maksud dengan Clairvoyance !!!

Clairvoyance adalah ke ahlian untuk melihat suatu energi, yang lebih dikenal sebagai mata ke-3

OK Langsung saja kita harus mengetahui beberapa hal penting dan cara kerja dalam pembelajaran Clairvoyance itu sendiri
Hal-hal penting yang harus diingat dalam belajar clairvoyance

  1. Clairvoyance adalah keahlian untuk melihat energi, bukan kemampuan melihat masa depanatau sejenisnya 
  2. Clairvoyance adalah keahlian serius yang membutuhkan latihan, konsentrasi, pengetahuan dan pemahaman. Orang-orang yang tingkat sensitifitasnya tinggi memang mudah untuk bisa melihat energi, tapi melihat tanpa memahami apa yang dilihat tetap saja tidak ada manfaatnya.
  3. Definisi warna-warna aura dan sebagainya yang ada dalam diktat ini adalah hasil penelitian dan masih jauh dari sempurna, jadi jangan menjadikan diktat ini sebagai pedoman baku,
  4. melainkan anggaplah sebagai suatu peta petunjuk harta karun, yang masih harus anda cari dan temukan.
Cara Kerja Clairvoyance

Saat diktat ini dibuat, mayoritas orang yang mempelajari clairvoyance menganggap bahwa clairvoyance adalah kemampuan yang diperoleh secara “spiritual” dan bahwa yang dikatakan sebagai “third eye” adalah

kelenjar pineal yang posisinya berada di dekat otak belakang, namun anggapan ini belum pernah bisa dibuktikan , baik secara logika maupun secara penelitian ilmiah.

Gambar: posisi kelenjar pineal

Penelitian yang dilakukan di Waskita Reiki sejauh ini juga tidak menemukan hubungan antara kelenjar pineal dengan kemampuan clairvoyance.

Kenyataan yang ditemukan adalah bahwa clairvoyance memanfaatkan syaraf-syaraf optik untuk dapat “melihat” energi.


 Gambar; syaraf optik dan posisinya di otak.
Dari gambar dapat dilihat bahwa syaraf optik dari mata kanan menyilang ke kiri, sebaliknya syaraf optik dari mata kiri menyilang ke kanan. Kedua syaraf ini bertemu di satu titik untuk kemudian membelah lagi menjadi dua mengarah ke otak kiri dan otak kanan.

Dalam proses melihat normal, cahaya masuk melalui lensa mata lalu difokuskan dan dikirim ke retina. Retina lalu mengkonversikan cahaya yang diterima menjadi signal-signal syaraf dan dikirimkan ke otak lewat
syaraf optik yang kemudian diterjemahkan sebagai warna-warna. Karena mata kiri dan mata kanan menangkap cahaya dari sudut yang sedikit berbeda, ditambah adanya persilangan syaraf optik,
manusia memiliki penglihatan 3 dimensi dan mampu memperkirakan jarak berdasarkan penglihatan.


Dalam clairvoyance, syaraf optik ini terstimulasi oleh energi dan langsung meneruskannya ke otak, Karena daerah persilangan memiliki luas penampang terbesar, mayoritas stimulasi energi terjadi di daerah ini dan daerah persilangan inilah yang sebenarnya lebih cocok disebut sebagai “third eye”atau “mata ketiga”


Lokasi persilangan ini kira-kira di belakang titik tengah antara dua alis, antara 2,5 sampai 4 cm dari sisi dalam tulang dahi (tergantung ukuran tengkorak).

Posisi ini menghasilkan beberapa kondisi, yakni:

  1. Ketebalan tulang tengkorak, terutama bagian dahi yang berada diantara kedua alis,menentukan seberapa mudahnya energi menembus mencapai mata ketiga.
  2. Gambaran yang dihasilkan bersifat dua dimensi 
  3. Dilalui oleh jalur sushumna.
Bila suatu berkas energi dapat menyentuh posisi mata ketiga, maka energi tersebut akan terlihat secara langsung, namun jika sumber energi berada di tempat yang jauh sehingga energi tidak dapat menyentuh posisi mata ketiga, maka untuk melihatnya dilakukan pemindaian, yakni cakra solar plexus memproduksi energi yang disalurkan terus sampai ke cakra mahkota dan dari cakra mahkota ditembakkan ke segala arah.

Bila energi pemindai menemukan sasaran yang dicari, energi itu akan dipantulkan kembali ke mata ketiga untuk dianalisa; bila tidak maka akan terjadi “lost signal”. Satu keanehan dalam hal pemindaian ini adalah bahwa begitu sasaran ditemukan, energi yang dipancarkan oleh cakra mahkota tetap akan mengarah ke depan dan pantulannya tetap masuk dari arah dahi walaupun sasaran yang dilihat berada di belakang (lihat gambar untuk keterangan).


Karena keanehan ini, dan karena berkas energi yang dipancarkan untuk pemindaian berupa satu
garis, maka clairvoyance tidak dapat dipakai untuk menentukan posisi (arah) dari objek yang dilihat.





Gambar: fenomena aneh dari clairvoyance; 
Energi pemindai selalu keluar ke arah depan dan masuk dari depan, tidak peduli dimana posisi objek yang dilihat.

Dalam kondisi dimana objek tidak secara fisik berada pada garis pandang, energi pemindai menghilang pada satu titik dan muncul dekat objek,

lalu pantulannya juga menghilang pada satu titik dan muncul tidak jauh di depan cakra ajna.
Proses pemindaian ini mengakibatkan 2 hal, yakni terkurasnya energi dan memanasnya dahi.

Apabila dahi sudah terasa sangat memanas, sensitifitas mata ketiga akan berkurang dan harus
diistirahatkan dulu agar dingin dan dapat berfungsi dengan baik lagi. 

Apabila cadangan energi sudah terlalu menipis, maka selain tubuh terasa lemas, pemindaian akan gagal karena energi tidak cukup untuk mencapai objek.

Selain itu, hambatan apapun antara cakra solar plexus sampai ke cakra mahkota juga dapat
mengurangi intensitas energi dan mempersulit proses pemindaian.



Baca juga : Cara Meningkatkan Kemampuan Clairvoyance









 
Unknown

Unknown

No comments:

Post a Comment

Bagikan Kepada teman-teman Anda yang lain.
Salam Blogger.

Powered by Blogger.